Suatu hari seorang gadis berjalan di pesisir pantai. Gadis itu sendiri, sedang manikmati semilir angin dan desiran ombak yang sangat hangat. Sangat menyejukkan. Kemudian gadis itu melihat pohon kelapa yang ia rasa tepat untuk tempat singgah peristirahatan. Pohon kelapa yang tampak indah, gagah, tegap, dan mampu meneduhi.
Gadis itu pun duduk bersandar dibawah pohon kelapa. Ia merasa tenang dan sangat dimanjakkan. Terik matahari yang begitu tajam dirasakan bersama. Angin pantai yang menerjang keras juga dirasakan bersama. Pohon kelapa yang sederhana, namun entah mengapa gadis itu menganggap pohon kelapa "terbaik" yang pernah ia temui, saat itu.
Kemudian tiba-tiba ombak besar datang kearah gadis dan pohon kelapa. Ombak yang cantik dan indah, namun terasa sedikit merugikan di mata gadis itu. Mengapa? Karena ombak itu memaksanya untuk berhenti berteduh dibawah pohon kelapa yang ia anggap tempat istirahat paling nyaman di pantai itu. Gadis itu pun berdiri dan beranjak pergi menjahui pohon kelapa. Kuatnya ombak menandakan ia untuk meninggalkan pohon kelapa dan pantai itu. Perlahan ia menjahui ombak yang berdesir ke arah pohon kelapa. Ya, mungkin pohon kelapa merasa sejuk atas kedatangan ombak itu, namun tidak bagi si gadis.
Awan yang cerah dan matahari yang bersinar terang kini telah diselimuti awan malam. Matahari telah menggelincir ke arah timur. Sayup-sayup terdengar nanyian burung hantu yang bersenandung di pantai itu. Sekarang disana tidak ada seorang pun kecuali pohon kelapa dan ombak. Gadis itu kini telah pergi. Pergi mencari pantai yang bisa lebih menghangatkannya, walaupun ia tahu bahwa ia tak mungkin bertemu pohon kelapa yang sama seperti yang dahulu.
Sekian dan wassalam :)
(agak sedikit absurd memang, cuman ini saya nulisnya pakai hati. dan "pohon kelapa" & "ombak" mengandung makna tersendiri, hehehe)